Selasa, 30 April 2013

Korelasi Konsetrasi Logam Berat Cu Pada Daun Avicennia sp Terhadap Gonad Scylla serrata di Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan



Anna Ida Sunaryo Purwiyanto
Jurnal Penelitian Sains 15 (4) : 15432-160 - 15432-163 
Intisari: Logam berat Cu merupakan salah satu jenis methalothionein esensial yang sangat mempengaruhi aktifitas reproduksi organisme dan akan bersifat toksik bila konsentrasinya melebihi ambang batas. Secara alami, logam Cu tersebar di berbagai ekosistem, baik ekosistem perairan maupun sedimen, salah satunya adalah ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove merupakan salah satu perangkap alami Cu yang akumulasinya akan mempengaruhi biota yang berasosiasi dengan ekosistem ini, termasuk juga kepiting yang memanfaatkan daun mangrove sebagai pakan alami. Organ pada Scylla serrata yang paling terpengaruh adalah gonad, sehingga adanya kandungan Cu pada daun mangrove akan mengakibatkan gonad juga terkontaminasi. Hubungan akumulasi pada mangrove tersebut diduga memiliki korelasi positif dengan akumulasi pada organ reproduksi kepiting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa korelasi konsentrasi Cu pada daun Avicennia sp dan Cu yang terdapat dalam gonad kepiting. Pengukuran konsentrasi Cu dilakukan dengan menggunakan metode AAS-flame. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam Cu pada gonad jantan (0,0064 ppm) ternyata lebih tinggi dibandingkan gonad betina (0,0059 ppm) dan konsentrasi Cu tersebut memiliki kaitan yang cukup tinggi terhadap konsentrasi Cu yang terkandung dalam daun mangrove api-api (0,00075-0,0022 ppm).
Kata Kunci: Cu, gonad, Scylla serrata, daun Avicennia sp

Abstrac
t:  Heavy metals Cu is one of the essential methalothionein which influence reproductive activity of organisms and will be toxic when its concentration exceeds a threshold. Naturally, Cu spread  in various ecosystems, both aquatic and sediment ecosystems, one of example is a mangrove ecosystem. Mangrove ecosystem is one of the natural trap which accumulate Cu and affecting associated organism, including mangrove crabs that use leaves as a natural food. One of the most affected organ of Scylla serrata is the gonad, so that the Cu content in the leaves of mangroves will result contaminated in gonads. These relationship suspected has a positive correlation. Therefore, this study aims to determine the correlation between Cu which contains in the leaves of mangroves and Cu contained in the gonad crab. Cu concentration measurements performed using AAS-flame method. The results showed that Cu metal content in the male gonads (0,0064 ppm) were higher than female gonads (0,0059 ppm) and those Cu content has a high correlation to the concentration of Cu contained in mangrove leaf ((0,00075-0,0022 ppm).
Keywords: Cu, gonad, Scylla serrata, Avicennia sp leaves
Email: anna.ida3@gmail.com


Senin, 22 April 2013

Principles of Ion exchange chromatography

Ion exchange atau bahasa indo nya pertukaran ion sering terjadi, baik di perairan maupun di sedimen. Proses ini mengakibatkan mineral yang terdapat di perairan atau sedimen menjadi bervariasi, bahkan bila pertukaran ion yang terjadi cukup tinggi, tidak menutup kemungkinan dominasi mineral pada suatu lingkungan juga akan mengalami perubahan.

Semoga video ini membantu memahami prinsip terjadinya ion exchange...


Kamis, 18 April 2013

Vertical Distribution and Flux of Nutrients in the Sediments of the Mangrove Reclamation Region of Muara Angke Kapuk – Jakarta



Anna Ida Sunaryo Purwiyanto1, Tri Prartono2), Alan Frendy Koropitan2)
1*). Program Studi Ilmu Kelautan, FMIPA – Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan 30662, Indonesia
2). Departemen Ilmu Kelautan, FPIK – IPB, Kampus IPB Darmaga Bogor 16680, Indonesia



ABSTRACT
The reclaimed mangrove estuary in Muara Angke Kapuk is a reclaimed area that has not evaded the impacted of pollution and waste in the areas surrounding Cengkareng, Jakarta. This is apparent from the fact that almost all sediments under the mangrove trees are buried under heaps of plastic trash. However, the reclaimed region still has variety of organism, which indicating that the region still has an internal carrying capacity, especially nutrients from sediment. The purpose of this research was to examine the condition of sediment nutrients in this mangrove reclamation region. The research was conducted by taking water samples using a modification of the stratified cup at a sediment depth of 0-15 cm with depth intervals of 2.5 cm, and taking sediment samples using the sediment ring. Pore water samples were measured for dissolved oxygen (DO) and concentrations of ammonia, nitrite, nitrate, and phosphate. Sediment samples were used to obtain porosity values. The data obtained is used to make vertical concentration profiles and analysis of vertical nutrient flux. Vertical nutrient flux analysis was performed with the aid of QUAL2K software version 2.11. The results showed different vertical distributions and flux of nutrients, where influx for ammonia and phosphate and an increase in line with increasing sediment depth, while nitrate efflux and a decreased concentration. The flux calculation of nitrite as transitory nutrient was not done, but the concentration decreased after a depth of 2.5 cm. This indicates that the high contamination on the surface does not prevent the natural chemical processes so the reclaimed region can still provide nutritional support for its organism.




Keywords : porewater, nutrient, fluxes, sediment, Muara Angke Kapuk


Makara Journal , 2012, 16(3) : 197-202
http://journal.ui.ac.id/index.php/science/article/view/1482/1280

Daya Serap Akar dan Daun Mangrove Terhadap Logam Tembaga (Cu) di Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan

Maspari Journal, 2013, 5 (1), 1-5


ABSTRAK

Perairan Tanjung Api-Api merupakan suatu ekosistem penting di wilayah Sumatera Selatan. Perairannya yang menjadi jalur sibuk berbagai jenis kapal dan aktifitas perikanan, serta keberadaan hutan mangrove yang masih tebal menjadikan perairan ini sebagai ekosistem yang unik. Aktifitas yang dilakukan di perairan Tanjung Api-Api ini tentu saja akan menghasilkan limbah dan mempengaruhi kondisi mangrove yang terletak tepat di sepanjang perairan. Salah satu limbah yang cukup berbahaya bagi ekosistem mangrove adalah tembaga (Cu) mengingat peran Cu bagi metabolisme tumbuhan yang akan menyebabkan kematian bila jumlahnya berlebih . Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada fungsi mangrove dalam menghadapi limbah Cu dengan cara menyerap dan mengakumulasikannya dalam jaringan tumbuhan (akar dan daun) mangrove, khususnya Avicennia dan Rhizopora. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akar mangrove mengakumulasi Cu lebih banyak. Rata-rata kandungan logam Cu pada akar dan daun Avicennia adalah 0,0035 ppm dan 0,0013 ppm, sedangkan pada akar dan daun Rhizopora adalah 0,0028 ppm dan 0,0007 ppm. Akumulasi tersebut belum melebihi ambang batas karena mangrove dapat menyerap Cu hingga 15 ppm. Akumulasi Cu pada Avicennia yang lebih tinggi dibandingkan Rhizopora menunjukkan bahwa zona terdepan hutan mangrove mengakumulasi logam berat lebih banyak dibandingkan zona mangrove di belakangnya.


Kata kunci : tembaga (Cu), akar dan daun mangrove, Tanjung Api-api


Full text 
http://jurnalmaspari.blogspot.com/2013/03/volume-5-nomor-1-januari-2013.html